Saat Bantuan Tak Hanya Materi: Kenangan Berharga dari PKPU dan BBPOM

Dalam perjalanan panjang Panti Asuhan Rumah Sejahtera (PARS), kami telah bertemu dengan banyak sekali tangan-tangan dermawan. Salah satu momen yang kami kenang dengan penuh syukur adalah acara “Kafalah Yatim Ramadhan” yang diselenggarakan oleh Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Yogyakarta pada bulan suci Ramadan tahun 1435 H (Juli 2014).

Acara yang berlangsung di Balai Besar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) itu bukan sekadar agenda pemberian santunan biasa. Ia menjadi bukti bahwa kepedulian sejati hadir dalam dua bentuk: materi yang menunjang kebutuhan dan ilmu yang mencerahkan pikiran.

Hadiah Tepat Waktu untuk Semangat Baru

Menjelang tahun ajaran baru, kebutuhan anak-anak akan perlengkapan sekolah tentu meningkat. Alhamdulillah, melalui acara tersebut, PKPU memberikan santunan yang sangat tepat guna berupa paket alat tulis dan uang saku. Bantuan ini tidak hanya meringankan beban kami, tetapi juga memompa semangat anak-anak untuk kembali belajar dengan perlengkapan yang baru.

Kami meyakini, setiap pena dan buku yang mereka terima hari itu telah menjadi jembatan untuk menuliskan cita-cita mereka. Sebuah kepedulian sederhana yang berdampak luar biasa.

“Ilmu” Jajan Sehat dari Para Ahlinya

Kejutan tidak berhenti sampai di situ. Selesai menerima santunan, anak-anak tidak langsung pulang. Mereka diajak untuk mengikuti sesi sosialisasi yang sangat bermanfaat langsung dari para ahli di BBPOM. Temanya begitu dekat dengan dunia mereka: mengenali makanan dan jajanan yang berbahaya.

Para petugas dengan sabar menjelaskan ciri-ciri makanan yang tidak aman, baik dari bahaya fisik (seperti adanya kerikil atau rambut) maupun bahaya kimia (penggunaan pewarna tekstil, formalin, dll). Bagi anak-anak yang sehari-hari akrab dengan dunia jajan, ilmu ini ibarat “vaksin” yang melindungi kesehatan mereka.

Salah satu anak asuh kami, Kholila, merasakan langsung manfaatnya. “Jadi tahu jenis-jenis makanan yang berbahaya bisa dilihat dari ciri-cirinya. Selama ini masih kurang perhatian terhadap jajanan yang dibeli,” tuturnya kala itu.

Pengakuan jujur dari Kholila menjadi cerminan bagi kami semua. Bahwa kepedulian tidak cukup dengan memberi, tetapi juga mendidik. Momen di aula BBPOM hari itu adalah pelajaran berharga bahwa kolaborasi kebaikan dapat menghasilkan dampak ganda. Anak-anak kami tidak hanya pulang dengan tas yang lebih berisi, tetapi juga dengan wawasan yang lebih luas untuk menjaga amanah terbesar dari Allah: tubuh yang sehat.

Kenangan ini terus menjadi pengingat bagi kami, bahwa setiap bantuan, sekecil apa pun, adalah bagian dari mozaik kebaikan yang membangun masa depan anak-anak kami.

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *