Ada sebuah percakapan yang sering kami, para pengasuh, sampaikan kepada anak-anak di Rumah Sejahtera. Sebuah pesan yang kami ulang tanpa jemu, meski kami tahu, terkadang telinga-telinga muda itu mungkin merasa bosan mendengarnya.
“Nak, kami tidak pernah memaksamu untuk menuruti setiap nasihat. Namun, izinkan kami untuk terus mengajakmu berpikir, merenung sejenak tentang masa depanmu.”
Kami sangat memahami, ada satu hal yang mungkin terasa langka di sini, di rumah kita ini. Sesuatu yang sangat diinginkan oleh anak-anak seusia mereka: Kebebasan.
Di sini, kebebasan untuk bermain sepuasnya, memegang gawai (HP) setiap saat, menonton televisi tanpa batas, atau berekspresi sebebas-bebasnya melalui pakaian, memang tidak mereka dapatkan begitu saja. Semua “kesenangan” itu kami bingkai dalam aturan. Bukan untuk mengekang, namun untuk mengajak mereka berlatih hal yang jauh lebih penting. Kami mengajak mereka untuk selalu berpikir jernih, menimbang-nimbang antara manfaat dan mudharat dari setiap tindakan.
Panti Bukan Penjara, Tapi Tempat Berlatih
Kami selalu menekankan kepada anak-anak: “Nak, rumah ini, panti ini, adalah tempatmu berlatih mempersiapkan siapa dirimu kelak. Fokus kita bukanlah pada kesenangan hari ini, tetapi pada kekuatanmu untuk menghadapi kehidupan di masa mendatang.”
Untuk mencapai masa depan yang cerah, butuh perjuangan dan pengorbanan. Di Rumah Sejahtera, kami mengajak anak-anak untuk berkorban demi satu hal yang paling berharga: Ilmu.
Mengapa ilmu?
Karena kami ingin menanamkan keyakinan yang dalam di hati mereka, bahwa hanya dengan ilmulah mereka dapat meraih dunia, sekaligus mempersiapkan kebahagiaan di akhirat. Ilmu yang akan mengangkat derajat mereka. Ilmu yang akan menjadi cahaya penuntun saat mereka melangkah sendirian kelak. Ilmu yang akan menjaga mereka dari keburukan dan mendekatkan pada kebaikan.
Mungkin hari ini mereka harus mengorbankan waktu bermainnya untuk belajar lebih giat. Mungkin hari ini mereka harus menahan keinginan memiliki gawai agar lebih fokus menghafal Al-Qur’an. Mungkin hari ini terasa berat.
Namun kami percaya, pengorbanan yang dilandasi niat untuk mencari ilmu adalah investasi terbaik. Ini adalah bekal yang kami siapkan, yang tidak akan lekang oleh waktu, dan akan menjadi penolong sejati bagi mereka. Insya Allah.

Tinggalkan Balasan