Menjadi Bagian Tak Terpisahkan dari Masyarakat

Rumah Sejahtera tidak berdiri di ruang hampa. Kami tumbuh dan berakar di tengah kehangatan masyarakat pedesaan di Ponjong, sebuah komunitas yang masih memegang erat nilai-nilai luhur kegotongroyongan. Bagi kami, ini bukanlah sekadar lokasi, melainkan sebuah anugerah yang tak ternilai. Lingkungan inilah yang menjadi “laboratorium kehidupan” sesungguhnya bagi anak-anak asuh kami.

Filosofi kami sederhana: anak-anak tidak boleh terasing. Mereka harus belajar hidup yang senyatanya, membaur, dan merasakan langsung denyut nadi kehidupan sosial di sekitar mereka. Kelak, saat mereka dewasa dan mandiri, mereka tidak akan canggung, karena sejak dini mereka telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat itu sendiri.

Belajar dari Kerja Bakti di Jalan Kampung

Selain aktif dalam kegiatan kepemudaan seperti karang taruna dan remaja masjid, anak-anak kami selalu menjadi garda terdepan dalam setiap kegiatan gotong royong. Seperti yang baru-baru ini kami lakukan, saat seluruh warga bahu-membahu dalam kegiatan pembereman (perataan dan pemadatan) jalan kampung.

Pagi itu, tidak ada sekat. Seluruh anak asuh kami, dari yang paling besar hingga yang masih kecil, turun ke jalan. Mereka berbaur, mengangkat pasir, meratakan tanah, dan berbagi canda tawa dengan para bapak dan pemuda desa. Momen seperti inilah yang sangat mahal harganya. Mereka belajar tentang kerja keras, tentang indahnya kebersamaan, dan tentang rasa memiliki terhadap lingkungan tempat mereka tinggal.

Keterlibatan aktif inilah yang membuat masyarakat merasa dekat dan memiliki Rumah Sejahtera. Panti asuhan bukan lagi sekadar bangunan di tengah desa, melainkan rumah bagi anak-anak mereka semua.

Kepedulian Warga: Cermin bagi Pembinaan Kami

Hubungan erat ini menciptakan sebuah hal positif yang luar biasa: kepedulian dua arah. Masyarakat tidak hanya mendukung kami secara materiil atau dalam kegiatan, tetapi juga turut menjadi “mata dan telinga” kami dalam mendidik anak-anak.

Seringkali, warga sekitar dengan penuh kasih memberikan masukan atau informasi kepada kami, para pengasuh, mengenai perilaku anak-anak saat berada di luar lingkungan panti. “Pak, tadi si A ikut membantu mengangkat belanjaan saya,” atau “Bu, mohon diingatkan si B tadi bicaranya sedikit kurang sopan saat bermain.”

Informasi seperti ini adalah emas bagi kami. Ia menjadi cermin yang jujur dan bahan evaluasi yang sangat berharga untuk pembinaan karakter anak-anak sehari-hari. Ini adalah bentuk pengasuhan kolektif, di mana seluruh desa turut mengambil peran dalam memastikan anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia.

Pada akhirnya, kami menyadari bahwa untuk membesarkan seorang anak, dibutuhkan kepedulian sebuah desa. Dan di Rumah Sejahtera, kami bersyukur memiliki itu semua.

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *