Apa yang terlintas di benak kita saat mendengar kata “panti asuhan”? Seringkali, yang muncul adalah bayangan tentang lembaga yang serba kekurangan, identik dengan kemiskinan, dan selalu berada di posisi sebagai penerima bantuan.
Namun, di Panti Asuhan Rumah Sejahtera, kami berusaha membalik paradigma tersebut. Sejak awal berdiri, kami menanamkan sebuah tradisi yang mungkin terasa aneh bagi sebagian orang: tradisi berbagi.
Melatih Anak Menjadi Tangan di Atas
Kami percaya bahwa tugas kami bukan hanya membesarkan anak-anak, tetapi juga membentuk karakter mereka. Salah satu karakter terpenting adalah empati dan kemurahan hati. Karena itu, kami tidak ingin anak-anak kami tumbuh dengan mentalitas sebagai penerima saja. Mereka harus belajar merasakan kebahagiaan saat menjadi tangan yang memberi.
Secara rutin, minimal setiap semester, kami memiliki program di mana anak-anak diajak secara langsung untuk “jajah desa milang kori”—sebuah istilah Jawa untuk berkeliling dari pintu ke pintu. Mereka bersilaturahmi sambil membagikan sebagian rezeki yang panti miliki, baik saat kami dalam kondisi longgar maupun sempit. Anak-anak dilibatkan sejak awal: mempersiapkan paket bantuan, mendata penerima, hingga mengantarkannya langsung ke rumah-rumah warga.
Zakat Mal Ramadan: Dari Anak Panti untuk 280 Fakir Miskin
Tradisi ini mencapai puncaknya di bulan Ramadan, saat kami mendapat amanah titipan zakat mal dari para muzakki (pemberi zakat). Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pada Ramadan 1440 H (2019), kepercayaan masyarakat kepada kami untuk menyalurkan zakat terus meningkat.
Setelah daftar penerima yang berhak ditetapkan dan paket bantuan siap, sebuah pemandangan yang mengharukan pun terjadi. Jika biasanya anak-anak yang mendatangi rumah penerima, kali ini kami mengundang para penerima zakat untuk datang ke Rumah Sejahtera.
Sebanyak 280 fakir miskin datang silih berganti. Dan yang menyerahkan langsung paket sembako serta uang tunai kepada mereka adalah tangan-tangan mungil anak-anak asuh kami, tentu dengan bimbingan para pengasuh. Di hari itu, mereka tidak hanya belajar tentang zakat, tetapi juga tentang kehormatan, empati, dan kebahagiaan melihat senyum tulus dari orang yang mereka bantu.
Momen ini adalah bukti nyata bahwa panti asuhan bisa menjadi jembatan kebaikan yang kokoh antara mereka yang berlebih dan mereka yang membutuhkan. Semoga setiap amanah yang dipercayakan kepada kami menjadi amal shalih dan membawa keberkahan untuk kita semua.
آجَرَكَ اللَّهُ فِيما أعْطَيْتَ وَجَعَلَهُ لَكَ طَهُوراً وَبَارَ كَ لَكَ فِيما أَبْقَيْتَ
“Semoga Allah memberi pahala atas apa yang telah engkau berikan, menjadikannya penyuci bagimu, dan melimpahkan berkah terhadap hartamu yang tersisa.”

Tinggalkan Balasan