Di tengah bentangan bukit kapur Gunungkidul, Yogyakarta, sebuah lentera harapan menyala. Ia bernama Rumah Sejahtera, sebuah Lembaga Sosial Kesejahteraan Anak (LSKA) yang berlokasi di Ponjong. Lebih dari sekadar panti asuhan, Rumah Sejahtera adalah sebuah madrasah kehidupan, tempat di mana nilai-nilai luhur Islam berpadu dengan semangat untuk berbagi, demi terwujudnya kemandirian, kesejahteraan, dan kebaikan bagi generasi penerus.
Target kami di RumahSejahtera.org adalah seluruh umat manusia, karena kebaikan adalah bahasa universal. Namun, secara khusus kami menyapa hati kaum Muslimin, untuk bersama-sama memaknai kembali esensi ajaran Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi semesta alam.
Berbagi: Akar dari Kesejahteraan Bersama
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 8)
Ayat ini adalah pengingat indah bahwa berbagi bukanlah tentang memberi dari sisa, melainkan memberi dari apa yang kita cintai. Inilah ruh yang menggerakkan Rumah Sejahtera. Kami percaya, setiap anak, apa pun latar belakangnya, berhak merasakan kehangatan, mendapatkan pendidikan yang layak, dan memiliki bekal untuk masa depan yang cerah.
Di Rumah Sejahtera, kami tidak hanya menaungi anak-anak yatim, tetapi juga mereka yang berasal dari keluarga dhuafa atau yang karena berbagai alasan memerlukan bimbingan dan kasih sayang lebih. Ini adalah wujud nyata dari keyakinan bahwa kepedulian kita tidak boleh tersekat oleh status. Rasulullah SAW bersabda:
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,” kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya serta agak merenggangkan keduanya. (HR. Bukhari)
Hadis ini menjanjikan kedudukan yang mulia bagi mereka yang peduli. Namun, lebih dari itu, ia mengajarkan bahwa menyantuni anak yatim dan mereka yang membutuhkan adalah sebuah kehormatan, sebuah jalan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Dari Berbagi Menuju Kemandirian
Tujuan utama dari berbagi di Rumah Sejahtera bukanlah untuk menciptakan ketergantungan, melainkan untuk menciptakan kemandirian. Kami tidak ingin anak-anak kami hanya menjadi penerima. Kami mendidik mereka untuk menjadi pemberi di kemudian hari.
Bagaimana kami melakukannya?
- Pendidikan Terpadu: Selain pendidikan formal di sekolah umum, anak-anak kami dibekali dengan pendidikan agama yang mendalam. Salah satu program unggulan kami adalah Tahfizhul Qur’an, di mana mereka tidak hanya belajar membaca, tetapi juga menghafal dan memahami Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
- Keterampilan Hidup (Life Skills): Kami membekali anak-anak dengan berbagai keterampilan praktis. Mulai dari tanggung jawab dalam mengurus kebutuhan sehari-hari di asrama, hingga pelatihan-pelatihan khusus yang akan menjadi bekal mereka kelak saat terjun ke masyarakat.
- Menumbuhkan Jiwa Sosial: Anak-anak kami tidak hidup dalam menara gading. Mereka dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sosial, seperti santunan untuk para lansia dan kaum dhuafa di sekitar Ponjong. Dengan ini, mereka belajar untuk merasakan penderitaan orang lain dan pentingnya mengulurkan tangan. Mereka belajar bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kemampuan untuk memberi manfaat bagi sesama.
Kami mendidik mereka untuk memahami bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Bantuan yang mereka terima hari ini adalah amanah, sebuah modal yang harus mereka kembangkan agar kelak dapat mandiri dan bahkan membantu orang lain. Inilah siklus kebaikan yang ingin kami ciptakan.
Sebuah Panggilan Kebaikan untuk Anda
Rumah Sejahtera adalah rumah kita bersama. Perjalanannya sejak berdiri pada tahun 2014 hingga kini adalah bukti nyata dari kekuatan gotong royong dan kepedulian. Namun, perjuangan ini belum usai. Saat ini, kami tengah berikhtiar untuk menyelesaikan pembangunan ruang belajar yang lebih layak agar anak-anak dapat menimba ilmu dengan lebih nyaman.
Kami mengajak Anda, para dermawan, para pencinta kebaikan, untuk menjadi bagian dari perjalanan ini. Bantuan Anda, dalam bentuk apa pun—doa, donasi, ilmu, maupun tenaga—akan menjadi batu bata yang mengokohkan bangunan masa depan anak-anak ini.
Mari bergandengan tangan bersama Rumah Sejahtera. Karena ketika kita berbagi untuk menciptakan kemandirian dan kesejahteraan bagi mereka, sesungguhnya kita sedang menanam benih-benih kebaikan yang buahnya akan kita petik tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat kelak. Karena pada hakikatnya, kesejahteraan mereka adalah cerminan dari kesejahteraan jiwa kita bersama.

Tinggalkan Balasan