PONJONG–Siang itu Tiwi dan Qusnul mengayuh sepeda. Terik matahari yang menyengat tak membuat mereka patah semangat. Tanggung jawab lebih mereka utamakan dari pada keegoisan diri. Padahal siang itu mereka tengah menahan lapar dan haus karena menjalankan puasa sunnah setiap senin dan kamis. Mereka menyusuri jalanan kampung hingga sampai ke pabrik tempe untuk membeli lauk favorit anak asuh di Panti Asuhan Rumah Sejahtera (PARS).
Anak asuh memang sudah terbiasa mandiri dalam hal masak dan belanja. Mereka sudah diberi tanggung jawab untuk mengurus hal tersebut. Tentu tujuannya agar anak asuh menjadi mandiri. Kendati hal tersebut bertentangan dengan peraturan pemerintah. Namun pengasuh memandang penanaman nilai kemandirian pada diri anak asuh lebih utama.
Tak hanya sekali dua kali anak asuh harus mengayuh sepeda demi memenuhi kebutuhan sehari-hari misalnya pergi ke pasar atau sekedar menggilingkan kelapa. Rasa kasihan muncul di hati ibu pengasuh, Istikomah. Tak tega jika setiap hari harus ke pasar dengan sepeda, padahal jarak asrama dengan pasar cukup jauh. Hal tersebut membuat ibu pengasuh berfikir jika PARS harus memiliki kendaraan guna keperluan akomodasi sehari-hari.
“Pak bagaimana jika panti beli sepeda motor untuk berbelanja dan kepentingan lainnya?” usul ibu Istikomah kepada suaminya.
“Kasihan jika harus pakai sepeda untuk ke pasar. Selain itu bisa untuk wira wiri kepentingan panti,” lanjutnya.
Usulan tersebut diiyakan oleh pengasuh PARS, bapak Faizuz Sa’bani. Beliau pergi ke dealer motor bekas yang ada di Wonosari. Mencari sepeda motor yang layak namun dharganya terjangkau. Pencarian pertama belum membuahkan hasil. Pak Faizuz belum menemukan yang cocok.
Allah memang Maha Kuasa akan segala hal. Pembuat skenario yang Maha Dahsyat. Belum sempat memdapatkan sepeda motor, malam hari tiba-tiba handphone pak Faizuz berbunyi. Singkat cerita, rupanya ada seorang yang berhati mulia yaitu bapak Haji Rohmad bermaksud untuk menghibahkan kendaraannya yaitu Tossa kepada PARS. Maha suci Allah atas segala rencana indahnya. Kebahagian tak hanya di hati pengasuh tetapi juga para anak asuh.
Satu masalah pun terpecahkan. Namun keajaiban tak berhenti sampai di situ. Selang beberapa hari PARS kembali kedatangan tamu yaitu bapak Haji Mardiya sekeluarga . Siapa sangka sang tamu pun menawarkan untuk memberi bantuan. Awalnya beliau ingin membelikan sepeda untuk anak-anak, namun karena jumlah sepeda dirasa sudah mencukupi beliaupun menawarkan opsi lain yaitu sepeda motor. Dua hari berikutnya janji itu pun ditepati, sepeda motor tersebut sampai di PARS.
Keyaninan yang selama ini selalu ditanamkan benar adanya. Allah Maha Mencukupi rizki hambanya. Allah akan memberi apa yang kita butuhkan pada waktu yang tepat.
Sujud syukur dan lantunan hamdalah tak lepas dari bibir keluarga besar PARS.