Bagi masyarakat Gunungkidul mungkin sudah tidak asing lagi dengan bapak yang satu ini. Ya, Faizuz Sya’bani. Tidak hanya berkiprah dalam dunia pendidikan namun beliau juga berperan di dunia non pendidikan. Lelaki kelahiran Gunungkidul, 19 Desember 1962 ini memiliki jiwa penyayang yang tinggi, tidak hanya terhadap keluarganya akan tetapi terhadap siapa saja yang ada di sekelilingnya. Terbukti dengan anak asuhnya yang selalu dekat dengan beliau. faizuz.com
Faizuz terbiasa membuka dialog dengan siapa saja. Atmosfer berdiskusi selalu ditanamkan kepada lawan bicara, sehingga akan menimbulkan wacana berfikir tanpa merasa digurui. Terlebih sikap terbuka terhadap siapa saja membuat orang lain merasa lebih santai ketika berbicara dengan beliau.
Meskipun dahulu beliau anak seorang lurah namun bukan berarti menjadikan ia malas. Justru anak terakhir dari delapan bersaudara ini mengaku hidup di masa kecilnya sarat akan perjuangan. ”Orang tua saya selalu mengatakan bahwa beliau tidak akan mewarisi harta akan tetapi ilmu. Sebab dengan ilmu harta akan didapat, sedangkan harta tanpa adanya ilmu akan habis,” tuturnya di sela-sela memberi wejangan kepada anak asuhnya.
Ia pun sangat memegang teguh prinsip keluarga besar Bani Syahidi yaitu life for other. Hal tersebut terbukti dari perannya beserta keluarga besar Bani Sayhidi dalam berkiprah untuk masyarakat. Bukti nyatanya adalah keberadaan Panti Asuhan Rumah Sejahtera di bawah asuhan keluarga besar dan tokoh agama di sekitar Dusun Kuwon, Ponjong.
Ia berharap keberadaannya di lingkungan masyarakat bisa selalu membawa manfaat bagi semua elemen masyarakat.
Kendati kini ia tengah disibukkan dengan tugasnya sebagai seorang pengawas bukan berarti ia meninggalkan kewajiban lain terutama terhadap 25 anak asuhnya.
red : Icha
Ed : Nda